Friday, March 25, 2016

1001 EKSPRESI YANG TERBENTUK DI DALAM INTERNET



Dalam artikel sebelumnya, saya telah membahas mengenai New Media dan membahas komunitas virtual yang hidup di dalam internet. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai berbagai macam ekspresi yang terbentuk dalam penggunaan internet yang sudah menjadi bagian dari masyarakat yang hidup di dunia virtual.

Tidak dapat dipungkiri lagi jika pada Era New Media saat ini hampir dari seluruh bagian masyarakat dari berbagai kalangan masyarakat sangat bergantung pada internet. Internet pada saat ini di ibaratkan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat di seluruh dunia. Baik anak muda maupun orang tua sudah tidak memiliki batasan lagi terhadap candu yang satu ini. Internet sudah menjadi jembatan bagi setiap orang di seluruh dunia untuk saling berhubungan antar negara maupun antar daerah satu dengan lainnya tanpa adanya batasan. Dalam hal ini jarak bukanlah lagi sebuah permasalahan serius untuk dapat melakukan interaksi. Namun internet tidak selamanya memiliki sisi positif, melainkan memiliki sisi negatifnya juga. Hal tersebut dapat berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Terlebih lagi di negara kita Indonesia jumlah pengguna internet mengalami kenaikan yang sangat drastis dari tahun ke tahun.

Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM) UI yang bekerja sama dengan APJII berhasil mengumpulkan data terbaru pada tentang jumlah pengguna internet di Indonesia. Dalam hasil survey tersebut ditemukan bahawa pengguna internet di Indonesia sudah mencapai angkat 88,1 Juta. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang ada 252,4 Juta, maka dapat dikatakan bahwa penetrasi pengguna internet di negara ini mencapai 34,9%.

Banyaknya pengguna internet di Indonesia pada saat ini dipengaruhi oleh berbagai konten menarik yang ditawarkan oleh internet sehingga menggiurkan minat masyarakat seperti halnya kehadiran sosial media yang saat ini melekat pada masyarakat Indonesia. Maka dari itu muncul “forms of expression” dimana orang dapat dengan bebas menyampaikan bentuk-bentuk ekspresinya melalui berbagai fitur dalam internet seperti sosial media untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan lainnya. Manusia merupakan makhluk yang sangat ekspresif. Sebagian dari mereka menggunakan sarana sosial media untuk meluapkan berbagai ekspresi yang berusaha mereka ungkapkan. Dengan adanya media sosial ini dapat membantu seseorang yang ingin menyampaikan apa yang dia rasakan dalam dunia nyata karena media sosial merupakan sebuah ruang yang terdapat dalam dunia virtual yang dapat membuat seseorang melakukan kebebasan berekspresi tidak seperti halnya didalam dunia nyata yang sangat kaku.

Kebebasan berekspresi membuat seseorang dapat menjadi seperti apa yang dia mau. Di dalam sosial media yang terhubung dengan jaringan internet ini orang akan lebih mudah mencari teman dan berbagi pikiran yang dicurahkan melalui ekspresinya. Seperti halnya yang dilakukan oleh seseorang ketika berbagi cerita mengenai kesedihan, kemarahan, kegembiraan, serta berbagai kondisi lain yang di alaminya  ke dalam sosial media seperti Twitter. Dengan segala sifat ekspresifnya, manusia memang ingin sekali memperlihatkan eksistensinya dihadapan orang lain. Namun saat ini dengan teknologi yang semakin canggih membuat orang memanfaatkan sosial media seperti Twitter digunakan untuk melakukan berbagai tindak kriminal seperti berbagai kasus penipuan dan penculikan. Hal tersebut dilakukan karena didalam ruang virtual ini setiap orang bebas melakukan kebebasan berekspresinya dengan 1001 ekspresi yang dia gunakan untuk melakukan tindak kriminal tersebut toh tidak ada yang mengetahui idenetitas aslinya.

Lalu apa sih yang membuat orang menggunakan berbagai fitur internet seperti halnya media sosial? Wallace (1999) mengatakan bahwa internet juga menjadi alat komunikasi yang diutamakan bagi mereka yang sulit bertemu dengan teman-teman baru di dunia maya dikarenakan cacat fisik, penyakit, atau keterampilan sosial yang buruk. Ya, dari pendapat Wallace tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian dari pengguna internet terutamanya media sosial adalah untuk mencari teman secara virtual karena keadaan tidak mengijinkan mereka untuk mendapatkan teman lebih banyak di dunia nyata. Orang-orang tersebut biasanya menyadari kekurangan yang dimiliki dirinya sehingga mereka dikucilkan di dunia nyata sehingga mereka lebih memilih teman-teman virtualnya yang dengan begitu orang tersebut berharap tidak akan pernah bertemu dengan teman virtualnya secara langsung atau tatap muka. Mereka juga mungkin menganggap bahwa dengan menjalin komunikasi di dunia virtual dapat mengurangi rasa kesepian yang mereka rasakan ketika berada di dunia nyata. Sosial media disini juga memiliki sisi positif lainnya seperti dapat digunakan menjalin hubungan dengan teman lama yang memang sudah tidak pernah bertemu karena sibuk dengan urusan masing-masing. Maka orang tersebut dapat mengekspresikan rasa kangen kepada teman lamanya tersebut. Diharapkan juga dengan adanya sosial media akibat dari teknologi yang semakin canggih maka dapat menjalin hubungan dengan baik tanpa adanya putus komunkasi karena dengan adanya dunia virtual dapat membangun dan melengkapi hubungan yang baik di dunia nyata.

Dalam kebebasan berekspresi juga terdapat perspektif optimis dan pesimis yang melengkapi pembahasan kali ini. Dilihat dari perspektif optimis, dengan hadirnya sosial media, setiap orang memilki tempat untuk menyampaikan ekspresi dan pendapatnya secara bebas yang tidak dapat didapatkan di dunia nyata. Jika dilihat dari perspektif pesimis, adanya sosial media dapat menimbulkan perpecahan. Hal tersebut dapat terjadi apabila pengguna sosial media tidak dapat menggunakan akun sosial medianya secara bijaksana dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin pesat pada saat ini.

Contoh kasus yang terjadi di Indonesia baru-baru ini adalah kasus penghinaan yang dilakukan seorang hater bernama Antho yang memberikan komentar kasar di sosial media Instagram milik Dedy Corbuzier yang kemudian Antho berhasil dibekuk setelah dicari identitasnya oleh kepolisian dan tim dari Dedy Corbuzier. Dalam hal tersebut terbukti bahwa Antho mengekspresikan rasa bencinya pada tempat yang salah. Sosial media merupakan ruang virtual dengan segala kebebasan namun dengan tetap memiliki batasannya. Jika seseorang sudah melanggar hal tersebut, maka hukum dapat bertindak.

Dari kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa internet merupakan teknologi canggih yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan aspek psikologisnya untuk berekspresi. Salah satu fitur internet untuk menyampaikan ekspresi manusia adalah sosial media. Namun tidak jarang internet juga mampu membawa dampak negatif bagi penggunanya. Diperlukan kesadaran bagi para pengguna sosial media dalam mengekspresikan perasaannya agar tetap bijak dalam menggunakan teknologi untuk menghindari adanya pihak yang dirugikan akibat adanya kebebasan berekspresi di internet.

Daftar Pustaka
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media: Social Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage Publication Ltd. London. Chapter 4: Perspective on Internet User: Access, Involvement an Interaction.

No comments: