Dalam
artikel sebelumnya, saya telah membahas mengenai New Media dan
membahas komunitas virtual yang hidup di dalam internet. Pada kesempatan
kali ini saya akan membahas mengenai berbagai macam ekspresi yang terbentuk
dalam penggunaan internet yang sudah menjadi bagian dari masyarakat
yang hidup di dunia virtual.
Tidak
dapat dipungkiri lagi jika pada Era New Media saat ini hampir dari
seluruh bagian masyarakat dari berbagai kalangan masyarakat sangat bergantung
pada internet. Internet pada saat ini di ibaratkan sudah menjadi
makanan sehari-hari bagi masyarakat di seluruh dunia. Baik anak muda maupun
orang tua sudah tidak memiliki batasan lagi terhadap candu yang satu ini. Internet sudah
menjadi jembatan bagi setiap orang di seluruh dunia untuk saling berhubungan
antar negara maupun antar daerah satu dengan lainnya tanpa adanya batasan.
Dalam hal ini jarak bukanlah lagi sebuah permasalahan serius untuk dapat
melakukan interaksi. Namun internet tidak selamanya memiliki sisi
positif, melainkan memiliki sisi negatifnya juga. Hal tersebut dapat
berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Terlebih lagi di negara kita
Indonesia jumlah pengguna internet mengalami kenaikan yang sangat
drastis dari tahun ke tahun.
Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM) UI yang bekerja
sama dengan APJII berhasil mengumpulkan data terbaru pada tentang jumlah
pengguna internet di Indonesia. Dalam hasil survey tersebut
ditemukan bahawa pengguna internet di Indonesia sudah mencapai angkat
88,1 Juta. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang ada 252,4
Juta, maka dapat dikatakan bahwa penetrasi pengguna internet di
negara ini mencapai 34,9%.
Banyaknya
pengguna internet di Indonesia pada saat ini dipengaruhi oleh
berbagai konten menarik yang ditawarkan oleh internet sehingga
menggiurkan minat masyarakat seperti halnya kehadiran sosial media yang saat
ini melekat pada masyarakat Indonesia. Maka dari itu muncul “forms of
expression” dimana orang dapat dengan bebas menyampaikan bentuk-bentuk
ekspresinya melalui berbagai fitur dalam internet seperti sosial
media untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan lainnya. Manusia merupakan
makhluk yang sangat ekspresif. Sebagian dari mereka menggunakan sarana sosial
media untuk meluapkan berbagai ekspresi yang berusaha mereka ungkapkan. Dengan
adanya media sosial ini dapat membantu seseorang yang ingin menyampaikan apa
yang dia rasakan dalam dunia nyata karena media sosial merupakan sebuah ruang
yang terdapat dalam dunia virtual yang dapat membuat seseorang
melakukan kebebasan berekspresi tidak seperti halnya didalam dunia nyata yang
sangat kaku.
Kebebasan
berekspresi membuat seseorang dapat menjadi seperti apa yang dia mau. Di dalam
sosial media yang terhubung dengan jaringan internet ini orang akan
lebih mudah mencari teman dan berbagi pikiran yang dicurahkan melalui
ekspresinya. Seperti halnya yang dilakukan oleh seseorang ketika berbagi cerita
mengenai kesedihan, kemarahan, kegembiraan, serta berbagai kondisi lain yang di
alaminya ke dalam sosial media seperti Twitter. Dengan segala
sifat ekspresifnya, manusia memang ingin sekali memperlihatkan eksistensinya
dihadapan orang lain. Namun saat ini dengan teknologi yang semakin canggih
membuat orang memanfaatkan sosial media seperti Twitter digunakan
untuk melakukan berbagai tindak kriminal seperti berbagai kasus penipuan dan
penculikan. Hal tersebut dilakukan karena didalam ruang virtual ini
setiap orang bebas melakukan kebebasan berekspresinya dengan 1001 ekspresi yang
dia gunakan untuk melakukan tindak kriminal tersebut toh tidak ada yang
mengetahui idenetitas aslinya.
Lalu
apa sih yang membuat orang menggunakan berbagai fitur internet seperti
halnya media sosial? Wallace (1999) mengatakan bahwa internet juga
menjadi alat komunikasi yang diutamakan bagi mereka yang sulit bertemu dengan
teman-teman baru di dunia maya dikarenakan cacat fisik, penyakit, atau
keterampilan sosial yang buruk. Ya, dari pendapat Wallace tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian dari pengguna internet terutamanya media
sosial adalah untuk mencari teman secara virtual karena keadaan tidak
mengijinkan mereka untuk mendapatkan teman lebih banyak di dunia nyata.
Orang-orang tersebut biasanya menyadari kekurangan yang dimiliki dirinya sehingga
mereka dikucilkan di dunia nyata sehingga mereka lebih memilih teman-teman
virtualnya yang dengan begitu orang tersebut berharap tidak akan pernah bertemu
dengan teman virtualnya secara langsung atau tatap muka. Mereka juga mungkin
menganggap bahwa dengan menjalin komunikasi di dunia virtual dapat
mengurangi rasa kesepian yang mereka rasakan ketika berada di dunia nyata.
Sosial media disini juga memiliki sisi positif lainnya seperti dapat digunakan
menjalin hubungan dengan teman lama yang memang sudah tidak pernah bertemu
karena sibuk dengan urusan masing-masing. Maka orang tersebut dapat
mengekspresikan rasa kangen kepada teman lamanya tersebut. Diharapkan juga
dengan adanya sosial media akibat dari teknologi yang semakin canggih maka
dapat menjalin hubungan dengan baik tanpa adanya putus komunkasi karena dengan
adanya dunia virtual dapat membangun dan melengkapi hubungan yang
baik di dunia nyata.
Dalam
kebebasan berekspresi juga terdapat perspektif optimis dan pesimis yang
melengkapi pembahasan kali ini. Dilihat dari perspektif optimis, dengan
hadirnya sosial media, setiap orang memilki tempat untuk menyampaikan ekspresi
dan pendapatnya secara bebas yang tidak dapat didapatkan di dunia nyata. Jika
dilihat dari perspektif pesimis, adanya sosial media dapat menimbulkan
perpecahan. Hal tersebut dapat terjadi apabila pengguna sosial media tidak
dapat menggunakan akun sosial medianya secara bijaksana dalam menyikapi
perkembangan teknologi yang semakin pesat pada saat ini.
Contoh
kasus yang terjadi di Indonesia baru-baru ini adalah kasus penghinaan yang
dilakukan seorang hater bernama Antho yang memberikan komentar kasar di sosial
media Instagram milik Dedy Corbuzier yang kemudian Antho berhasil dibekuk
setelah dicari identitasnya oleh kepolisian dan tim dari Dedy Corbuzier. Dalam
hal tersebut terbukti bahwa Antho mengekspresikan rasa bencinya pada tempat
yang salah. Sosial media merupakan ruang virtual dengan segala
kebebasan namun dengan tetap memiliki batasannya. Jika seseorang sudah
melanggar hal tersebut, maka hukum dapat bertindak.
Dari
kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa internet merupakan
teknologi canggih yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan aspek
psikologisnya untuk berekspresi. Salah satu fitur internet untuk
menyampaikan ekspresi manusia adalah sosial media. Namun tidak jarang internet juga
mampu membawa dampak negatif bagi penggunanya. Diperlukan kesadaran bagi para
pengguna sosial media dalam mengekspresikan perasaannya agar tetap bijak dalam
menggunakan teknologi untuk menghindari adanya pihak yang dirugikan akibat
adanya kebebasan berekspresi di internet.
Daftar
Pustaka
Lievrouw,
Leah A. & Sonia Livingstone. 2006, Handbook of New Media: Social
Shaping and Social Consequences of ITCs, Sage Publication Ltd. London.
Chapter 4: Perspective on Internet User: Access, Involvement an Interaction.
http://puskakomui.or.id/publikasi/rilis-pers-hasil-survey-profil-pengguna-internet-di-indonesia-2014-oleh-apjii-bekerja-sama-dengan-pusat-kajian-komunikasi-universitas-indonesia.html (diakses
pada tanggal 25 Maret 2016 pukul 04.15)

No comments:
Post a Comment