Seperti pada artikel sebelumnya yang membahas mengenai virtual community dan ekspresi yang terbentuk didalam internet, kali ini saya akan membahas mengenai cyberbullying yang terjadi pada anak-anak di Indonesia, dimana kasus ini memang sering terjadi dan banyak memakan korban di kalangan anak-anak pada saat ini.
Kecanggihan internet serta
fitur-fitur yang ada didalamnya membuat para penggunanya menjadi semakin
banyak. Terlebih lagi pada saat ini terdapat fitur baru seperti media sosial
dan game online yang banyak menyedot penggunanya dari berbagai kalangan
terutama anak-anak. Dengan adanya fitur-fitur tersebut maka anak-anak dapat
dengan bebas mengekspresikan dirinya. Contohnya saja dengan adanya media sosial
anak-anak bisa dengan mudah melakukan interaksi dengan orang lain baik yang
dikenal maupun belum dikenal. Terlebih lagi anak-anak dapat mengganti profil picture yang ada didalam media sosial dengan berbagai pose foto dirinya
untuk menunjang eksistensinya. Namun tidak ada yang tahu jika didalam media
sosial maupun game online tersebut terdapat haters atau orang yang tidak suka
dengan dengan anak tersebut yang kemudian mencaci makinya melalui chatting. Hal tersebut merupakan
segelintir contoh akan adanya kasus cyberbullying
yang akan saya bahas kali ini.
Banyaknya
pengguna internet di Indonesia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya
kasus cyberbullying. Badan Pusat
Statistik mencatat pada tahun 2006, angka cyberbullying
yang terjadi di mencapai angka 25 juta kasus di mulai dari kasus dengan skala
ringan sampai dengan skala berat. Hasil penelitian memasukkan kategori
seseorang disebut korban cyberbullying
merupakan korban yang dihina, diabaikan, atau digosipkan di internet utamanya
di media sosial saat ini.
Cyberbullying
merupakan sebuah tindakan intimidasi maupun penghinaan yang terjadi didalam
internet. Kasus ini sudah memakan korban cukup banyak terutama dikalangan
anak-anak. Sudah terdapat banyak kasus yang diakibatkan cyberbullying seperti korban luka maupun korban tewas. Cyberbullying banyak terjadi pada
anak-anak terutama di media sosial dan game online. Bentuk yang dilakukan pun
bemacam-macam mulai dari penghinaan, intimidasi, dan lain sebagainya. Apa sih
yang mendasari seseorang melakukan cyberbullying?
Kemungkinan besar pelaku cyberbullying melakukan hal tersebut karena ingin
balas dendam, mencari perhatian dari orang lain, maupun hanya untuk mengisi leisure time atau waktu luang yang dimiliki. Cyberbullying lebih mudah dilakukan daripada kekerasan konvensional
karena si pelaku tidak perlu berhadapan muka dengan orang lain yang menjadi
targetnya, karena pelaku cyberbullying
merasa aman dan di atas angin.
Memang
kasus cyberbullying sangat
menyeramkan dan mengejamkan jika melihat efek yang didapat oleh anak-anak
korban cyberbullying. Anak-anak yang
mengalami cyberbullying akan merasa
harga diri dan eksistensinya ditindas. Seperti halnya ketika seorang anak
bermain game online, anak tersebut akan berusaha bagaimana caranya agar menang
karena banyak kasus yang terjadi dalam game online jika seseorang kalah maka
akan diledek dan dihina oleh rekannya dan akhirnya merasa dikucilkan. Terlebih
lagi perilaku cyberbullying akan
merusak dan menghancurkan konsep diri yang telah dibangun oleh anak. Hampir
setiap kasus cyberbullying dilakukan
oleh teman dekat seperti teman di sekolah maupun teman bermain. Konsep diri
mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Individu
memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari seluruh
perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai dengan cara
individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Karena pemikiran yang masih
labil, seorang anak korban bullying
akan dengan cepat merespon setiap bully yang dilontarkan kepadanya dan akan
dengan cepat mengoreksi serta mengubah perilakunya. Maka dari itu kebanyakan
korban bullying mengalami pruntuhan
konsep diri dimana setiap konsep diri yang sudah dibangun akan menghilang
begitu saja dikarenakan cyberbullying
yang dilakukan oleh seseorang terhadap dirinya dianggap benar. Anak-anak akan
merasa ragu dan kurang percaya diri, sehingga menumbuhkan penyesuaian pribadi
dan sosial yang buruk pula. Konsep diri juga dikatakan berperan dalam perilaku
individu karena seluruh sikap dan pandangan individu terhadap dirinya akan
mempengaruhi individu tersebut
Kurangnya pengetahuan akan internet
terhadap orang tua juga sangat menjadi faktor penentu utama penyebab kasus cyberbullying. Anak akan merasa bebas
dengan tidak ada orang tua didalam media sosial miliknya sehingga mereka dapat
melakukan apa saja sesuai apa yang mereka mau. Dengan begitu saling bully dapat terjadi dan peruntuhan
konsep diri yang terjadi sedang berada di ujung tanduk. Seorang anak sebagai
pelaku cyberbullying akan merasa
dirinya berkuasa dengan cara merendahkan harga diri setiap orang dan akan
menghilangkan sifat kemanusiaan yang dimilikinya. Sedangkan seorang yang
menjadi korban cyberbullying akan
menjadi tertekan dan bahkan hingga frustasi sampai banyak yang mencoba untuk
melakukan percobaan bunuh diri. Kasus cyberbullying
yang dilakukan teman sekolah akan membuat
korbannya merasa diasingkan dan dikucilkan sehingga kebanyakan kasus juga
menyebabkan anak tersebut tidak mau lagi berangkat kesekolah.
Contoh
kasus yang pernah saya alami yaitu terjadi pada teman sekelas saya ketika duduk
dibangku SMA. Dia selalu mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari
saya dan teman-teman lainnya baik di dunia nyata maupun di dunia cyber atau internet. Awalnya hal
tersebut hanya dianggap bercanda oleh saya dan teman-teman, tetapi dia merasa
diasingkan dengan perlakuan tersebut karena merasakan perlakuan yang beda
dibandingkan dengan teman yang lainnya. Sampai suatu ketika setelah kejadian
tersebut, teman saya yang merupakan korban bullying itu tidak masuk sekolah
hampir selama sebulan. Maka dari itu semua teman-teman yang merasa membully
termasuk saya mendatangi rumahnya untuk meminta maaf dan menjelaskan kepada
orang tua teman saya bahwa tindakan kami hanya bercanda saja. Mungkin memang
bercanda yang kami lakukan sangat parah terlebih lagi kami sempat mempermalukan
dirinya di media sosial Twitter sewaktu
jaman SMA dahulu. Mungkin hal tersebut yang membuatnya menjadi tertindas dan
membuat harga dirinya menjadi sangat rendah.
Dari
pembahasan dan contoh kasus tersebut saya mengambil kesimpulan bahwa kemajuan
internet pada saat ini membawa berbagai dampak negatif yang ditimbulkan sebagai
contohnya kasus cyberbullying yang
banyak terjadi dikalangan anak-anak di media sosial ataupun game online
dan telah memakan banyak korban. Korban cyberbullying
dapat mengalami hancurnya konsep diri yang telah dibangun didalam diri anak
tersebut. Maka dari itu, kasus seperti ini jangan dianggap remeh dan diperlukan
pengawasan dari orang tua kepada anak-anak untuk meminimalisir terjadinya kasus
seperti ini.
Referensi
http://belajarpsikologi.com/peranan-konsep-diri-dalam-menentukan-perilaku/
(diakses pada 1 April 2016 pukul 03.06 WIB)
http://bps.go.id// (diakses pada 1 april 2016
pukul 03.17)

No comments:
Post a Comment